affiliate marketing

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Google Translate Modified by Reshaaz.Afif.ElAzizy
Home » , , » Sinopsis Haji Agus Salim

Sinopsis Haji Agus Salim


Judul               : Haji Agus Salim
Pengarang       : Drs. Mukayat
Penerbit           : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Terbit      : Jakarta
Tahun              : 1985
Jumlah Hal.     : viii + 86

Haji Agus Salim
 
            Di Indonesia banyak tempat yang indah dan menarik salah satu diantaranya adalah Sumatera Barat. Di situlah seorang cendekiawan lahir bernama Mashudul Haq yang kemudian terkenal bernama Haji Agus Salim dan lahir pada tanggal 8 Oktober 1984 di Kota Gadang, Bukit Tinggi. Haji Agus Salim menempuh pendidikan di sekolah dasar yang dulu sering disebut Europeesche Lagere School, setelah itu sekolah menengah (Hogere Burger School) dan lulus dengan nilai yang terbaik. Namun, dia menolak beasiswa dari Belanda untuk melanjutkan pendidikan. Walaupun dia putus dari sekolah resmi, dia tetap belajar dengan membaca buku-buku Ilmu Pengetahuan maupun Agama.

            Setelah menyelesaikan pendidikan di Hogere Burger School, Haji Agus Salim langsung bekerja. Dia sempat kerja di swasta dan pada akhirnya bekerja pada konsulat Belanda di Jeddah. Di Jeddah dia tetap belajar dan juga menikahi seorang gadis Arab. Namun pada saat Haji Agus Salim pulang ke Tanah Air, dia terpaksa bercerai karena ketidaksanggupan istrinya untuk meninggalkan Orang Tua dan kampung halamannya. Di tanah air, Haji Agus Salim mendirikan Hollands Inlandse School yaitu sebuah Sekolah Dasar untuk anak-anak bumiputera dan menikah lagi dengan gadis bernama Zaenatun Nahar.

            Di dalam membina keluarga, Haji Agus Salim dan Zaenatun Nahar dikaruniai 10 orang anak, namun 2 orang anaknya meninggal pada waktu kecil. Suatu keunikan dalam membina keluarga adalah bahwa Haji Agus Salim telah memutuskan untuk menyelenggarakan pendidikan putra-putrinya langsung ditangani sendiri. Dia menganjurkan istrinya untuk banyak membaca, sebab hal itu merupakan jalan terbaik untuk menambah pengetahuan serta mengasah kecerdasan. Anak-anak setiap waktu dapat belajar dan boleh bertanya, serta akan dilayani walaupun ada tamu. Apabila Ayah dan Ibu pergi atau menerima tamu, maka putranya yang lebih tua bertindak sebgai pengajarnya. Dengan demikian pengajaran akan tetap berlangsung.

            Pada tahun 1915 Haji Agus Salim bertekad bulat untuk menetap kembali di tanah jawa setelah gagal memperoleh ijazah guru. Di Jawa dia bekerja di berbagai tempat, diantaranya di Balai Pustaka, Surat Kabar Neraca dan Surat Kabar Batavia. Selain di bidang pers tersebut, Haji Agus Salim juga menggeluti di bidang Politik. Dia bergabung dengan Sarekat Islam yang didirikan oleh Wirjowikoro atau biasa dikenal dengan Haji Samanhudi. Haji Agus Salim menjadi pengurus sentral Sarikat Islam bersama-sama Abdul Muis, Wondoamiseno, Sosrokardono, Suryopranoto, Alimin Prawirodirjo dll.

            Jiwa besar para pemimpin Sarikat Islam dalam memimpin komunisme itu masih jelas dalam kongres tanggal 2-6 Maret 1921. dalam kongres ini Haji Agus Salim memegang peranan penting karena dia diserahi tugas bersama Semaun untuk menetapkan dasar-dasar baru sebgai pengganti dasar 1917 yang pada pokoknya menentukan bahwa penjajahan di bidang politik dan ekonomi disebabkan kapitalisme. Sarikat Islam pada akhirnya pernah menjadi 2 bagian yaitu Sarikat Islam Putih (Oleh HOS Cokroaminoto) dan Sarikat Islam Merah (Semaun-Darsono). Haji Agus Salim juga tidak kenal menyerah dalam membina Sarikat Islam khususnya kesatuan dan persatuan umat Islam Indonesia pada umumnya dalam menghadapi rongrongan komunis dan tekanan dari pemerintah kolonial Belanda. Selai menjadi anggota SI, Haji Agus Salim juga menjadi anggota Dewan Rakyatdan berhasil menunjukkan dirinya sebagai pembicara yang ulung, ahli debat serta berani melancarkan kritik-kritik yang tajam terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintak kolonial Belanda. Namun setelah 4 tahun berjuang di Dewan Rakyatdengan segala keuletan dan kebijaksanaan menyusun pendapat dan mengkritik Belanda, dirasakan hasilnya oleh Haji Agus Salim hasilnya tidak memuaskan. Atas dasar itu, Haji Agus Salim tidak mau lahi duduk sebagai angota Dewan Rakyat dan sikapnya itu disambut baik oleh Sarikat Islam.

            Pada tahun1925, Haji Agus Salim diminta untuk memimpin Hidia Baru di Jakarta. Dan pada 1927, dia beserta Cokroaminoto menerbitkan surat kabar Fajar Asia. Setelah itu, pada tahu 1931-1932 Haji Agus Salim menjadi redaktur surat kabar harian Mustika di Yogyakarta. Disamping itu Haji Agus Salim juga membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Karangan-karangan Haji Agus Salim dalam berbagai media. Haji Agus Salim juga merupakan Bintang Fajar yang akan membawa ke arah modernisasi pendidikan Islam.

            Makin mendekati keruntuhannya, pemerintah Belanda makin kejam terhadap pergerakan di Indonesia. Namun, Haji Agus Salim tetap berjuang. Pada tahun 1934 haji Agus Salim bersama Cokroaminoto menyusun manifest Partai Sarikat Islam Indonesia, sayang sekali pada tanggal 17 Desember 1934 Cokroaminoto wafat. Setahun kemudian Haji Agus Salim terpilih menjadi Dewan Partai Sarikat Islam Indonesia. Kemudian Haji Agus Salim bersama Sangadji mendirikan komite dengan menolak sikap non kooperasi dari Pertai Sarikat Islam Indonesia. Tetapi akhirnya mereka harus dipecat dari partai tersebut.

            Akhir pemerintahan Belanda ditandai dengan penyerahan Hindia Belanda kepada bala tentara Jepang di Kalijati. Penindasan jepang terhadap bangsa Indonesia melebihi penindasan Belanda. Namun, hal ini sudah disadari oleh Haji Agus Salim. Dia mengelabui Jepang dengan bekerja salah satu kantor Jepang dalam bidang penterjemahan dan juga ikut dalam organisasi Putera, BPUPKI, PPKI, dan menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung dan diangkat presiden pada tanggal 25 September 1945. Disini peran Haji Agus Salim tidaklah kecil, pantaslah diberi gelar The Grand Old Man.

            Sejak Kabinet Syahrir jatuh pada dan lahir Kabinet Syahrir II yang dibentuk pada tanggal 12 Maret 1946, Haji Agus Salim mulai aktif berkecimpung di bidang politik pemerintahan RI. Dia sering ditunjuk sebgai Menteri Luar Negeri dan menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Namun saat timbul perpecahan antara Masyumi dan Partai Sarikat Islam Indonesia, dia merasa sangat kecewa dan menarik diri dari Masyumi. Dalam Konferensi Meja Bundar, Haji Agus Salim tetap menunjukkan dirinya sebagai putra pertiwi yang tidak goyah pendiriannya demi membela Nusa dan Bangsa. Meskipun nantinya karena fisik yang sudah lemah tidak menjadi Menteri Luar Negeri, namun jasa-jasa baiknya tetap dibutuhkan oleh RI, terutama bagi kepentingan hubungan luar negeri.

            Dari tahun 1946-1950 Haji Agus Salim laksana Bintang Cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia namun setelah itu peranan Haji Agus Salim memudar. Sejak ditawan di Brastagi, dia mengisi waktunya yang terluang untuk menulis buku “Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauhid Harus Dipahamkan?” dan pada tahun 1953 diperbaiki menjadi “Keterangan Filsafat Tentang Tauhid, Takdir, dan Tawakal”. Pada tanggal 4 Novemeber 1954 jam 14.42, dia wafat di Rumah Sakit Umum Jakarta. Haji Agus Salim yang berumur 70 tahun ini mencurahkan tenaganya demi kepentingan Nusa dan Agama. Keesokan harinya jam 14.00, Haji Agus Salim dimakamkan di TMP Kalibata.

            Untuk menghormati jasa-jasa Beliau, maka jalan Theresia dimana Haji Agus Salim bertempat tinggal ditambah dengan jalan Sabang diganti namanya menjadi jalan Haji Agus Salim.

            Jasa dan amalan Haji Agus Salim berlimpah-limpah dicurahkan demi kepentingan Nusa, Bangsa, dan Negara. Jasanya tidak terlupakan bagi Bangsa Indonesia sepanjang masa.
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Al-Hadist

0 comments:

Post a Comment

Silahkan Mengcopy, Asalkan tinggalkan komentar dan jangan lupa beri link sumbernya. Hargai saya dan teman teman saya yang telah susah payah membuat postingan ini :D

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Smansa-x7 - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger