affiliate marketing

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Google Translate Modified by Reshaaz.Afif.ElAzizy
Home » , » Cemburu

Cemburu


 Rudi dan Sari adalah siswa-siswi SMA. Mereka sangatlah dekat, bahkan mereka sering berjalan berdua. Tak salah jika banyak teman yang menyangka berpacaran. Rudi sangat sayang kepada Sari, dan sebaliknya. Karena sering bertemu, Rudi merasa jatuh hati kepada Sari.

Ketika pulang sekolah, Rudi menjemput dan mengantarkan Sari ke rumahnya. Tetapi kali ini, Rudi bermaksud mengutarakan isi hatinya kepada Sari.
“Sar, aku suka kamu, kamu mau gak jadi pacarku?” Ungkap Rudi dengan penuh harapan.
“Maksudmu?” Ucap Sari.
“Iya, kamu mau gak jadi pacarku?” Tanya Rudi.
“E..ee gimana ya?” Ucap Sari dengan bingung.
“Ayolah Sar, please!” Bujuk Rudi.
“Ehmm.. Tapi!” Ucap Sari.
“Tapi apa Sar?” Tanya Rudi.
“Kamu jadi pacar rahasiaku, mau?” Ucap Sari.
“Iya deh, aku mau.” Jawab Rudi dengan senang.
Dan mereka pun akhirnya jadian. Meskipun Rudi hanya berstatus pacar rahasia, tetapi dia  mencoba menerimanya.

Hari demi hari berlalu dan usia pacaran mereka pun terus bertambah. Tetapi sampai saat ini Rudi belum mengetahui mengapa dia masih berstatus pacar rahasianya Sari. Rudi mulai bingung dengan hal ini dan segera ingin mengetahuinya.

Rudi pun pergi ke rumah Sari. Tetapi apa yang terjadi, Rudi melihat seorang pria keluar dari rumah Sari. dan Rudi juga melihat Sari mengantarkan pria itu dengan lambaian dan senyuman yang menawan. Dan itu pun tidak terjadi sekali atau dua kali. Hal itu membuat Rudi curiga.
Akan tetapi, Sari selalu berkata bahwa pria itu adalah sahabat lamanya yang baru pulang dari sekolahnya yang ada di luar kota. Tetapi anehnya, semenjak kehadiran pria itu Sari semakin menjauh dari Rudi.

Semenjak itu pula, Sari dan Rudi jarang mengobrol. Kalau Rudi main ke rumah selalu keluar dan alasannya ada saja. Kalau ditelepon pun Sari hanya berbicara sekedarnya. Seolah-olah tidak ada lagi hal yang menarik untuk dibicarakan. Perubahan sikap Sari pun dirasakan Rudi.

Rudi terus bertanya dalam hatinya.
“Apa mungkin pria yang bernama Toni itu adalah pacarnya, dan sekarang mereka sedang kencan?” Kata Rudi.
“Lalu apa yang harus aku lakukan?” Ucap Rudi kebingungan.

Rudi pun pergi kerumah Remon yang tak lain adalah teman dekatnya. Dia ingin curhat tentang Sari, pacar rahasianya.
“Mon, ada yang mau aku omongin ini.” Ucap Rudi.
“Iya, ada apa?.” Kata Remon.
“Mon, kamu tahu Sari kan?” Ucap Rudi.
“Sari Pacarmu itu maksudnya?” Tanya Remon.
“Iya, benar.” Jawab Rudi.
“Emang kenapa dengan Sari?” Tanya Remon.
“Akhir-akhir ini Sari berubah, sepertinya dia sudah melupakanku.” Ungkap Rudi.
“Dari mana kamu tahu kalau Sari sudah melupakanmu?” Tanya Remon.
“Sari sudah malas bertemu denganku. semenjak pulangnya Toni sialan itu!” Ucap Rudi dengan nada jengkel.
“Owh.. jadi si Toni yang jadi biang keroknya?” Tanya Remon.
“Benar sekali.” Jawab Rudi.
“Tapi Rud, bukannya mereka bersahabat? wajar dong jika mereka saling kangen setelah lama tidak bertemu.” Kata Remon.
“Hmm.. iya juga iya. tapi apa enggak berlebihan kalau mereka sering jalan berdua, dan aku selalu dicuekin olehnya.” Ucap Rudi dengan heran.
“Kalau seperti itu, kamu harus bertindak cepat.” Kata Remon.
“Gimana caranya?” Tanya Rudi.
“Kamu harus peringatkan Toni.” Kata Remon.
“Peringatkan!” Ucap Rudi.
“Iya, Kamu harus peringatkan dia.” Kata Remon.
“Oke, Mon, akan ku buat dia sadar.” Ucap Rudi
“Ingat! peringatkan saja, jangan pakai kekerasan dulu.” Kata Remon.
“Beres pokoknya. Makasih mon.” Ucap Rudi.
“Iya, sama-sama.” Kata Remon.

Memang Toni mempunyai wajah yang Ganteng, Hidungnya lebih mancung dari Rudi, kulitnya putih tidak seperti Rudi yang berkulit sawo matang. Wanita mana yang tidak akan tertarik oleh pesonanya.

Dengan sedikit berharap. Keesokan harinya, Rudi kembali pergi ke rumah Sari. Rudi kembali melihat Toni keluar dari rumahnya. Parahnya sebelum keluar dari rumah, dia melihat dengan mata kepalanya sendiri Toni mencium bibir Sari.
“Sungguh keterlaluan Toni, kurang ajar!” Ucap Rudi dalam hati.
“Enak saja berani cium pacarku, pingin banget aku bunuh dia.” gumam Rudi.
Hati Rudi remuk dibuatnya, perasaan marah dan dendam menyelimuti dirinya. Bagaimana tidak, Rudi melihat jelas dengan kedua mata kepalanya sendiri. Tetapi, Rudi masih bisa menahannya.
Beberapa menit kemudian, Rudi memasuki rumah Sari. Dia bersikap santai dan dingin menghadapi situasi seperti ini. Dia berpura-pura tidak mengetahui apa yang baru saja dilakukan pacarnya Sari bersama Toni. Mereka mengobrol seperti biasa, tanpa ada yang istimewa.

Semenjak itu, Rudi menjadi semakin membenci Toni, Dia berniat untuk memperingatkan Toni agar tidak melakukannya lagi. Dia mengajak temannya, anak-anak jalanan untuk menemui dan memperingatkan Toni.

Rudi dan teman-temannya menunggu Toni yang masih berbelanja bersama seorang temannya di swalayan, Mereka bermaksud mencegat Toni di area parkir swalayan.
“Bos, sasaran kita datang.” Ujar Bebon.
“Ayo, cegat dia.” Kata Rudi.
Rudi beserta teman-temannya mencegat Toni.
“Woi, berhenti kamu.” Ucap Rudi.
“Aku.” Ucap Toni.
“Iya kamu, dasar tolol.” Ucap Rudi.
“Apa maksudmu?” Tanya Toni.
“Kesini cepat.” Gertak Bebon sambil menggenggam kerah baju Toni.
“Apa-apaan ini?” Ujar Toni.
“Buruan bos.” Kata Bebon.
“Aku mau tanya sama kamu, jauhi Sari atau hidup kamu bakal terancam!” Tanya Rudi.
“Sari, memang dia siapa kamu?” Tanya Toni.
“Itu gak penting.” Gertak Rudi
“Cepat jawab, jangan ngeles!” Gertak Bebon.
“Awas kalau main-main, jangan harap hidupmu bisa nyaman.” Ancam Rudi.
“Paham apa nggak!” Gertak Bebon.
“Iya iya aku ngerti, pokoknya aku bakalan jauhi Sari.” Jawab Toni.
“Oke bro, ayo kita pergi!” Ucap Rudi.
“Awas kamu kalau macam-macam.” Tegas Bebon sambil melepaskan genggamannya dari baju Toni.

Beberapa bulan setelah itu, Rudi tidak lagi melihat Toni pergi ke rumah Sari dan mengajak kencan. “Ciut juga nyalinya, hehe.” Ungkap Rudi dalam hati. Dia beranggapan kalau Toni tidak akan berani lagi melakukannya.
Rudi ingin memastikan apakah Toni berani melawan atau tidak? Dia menyuruh temannya yang bernama Bebon untuk memata-matai Toni. Bebon mengajak salah satu bawahannya untuk menjalankan tugas.

Alhasil, Bebon mendapati Toni berkencan dengan seorang gadis, bahkan dia juga berhasil mengambil foto mereka berdua ketika berpelukan. Mendengar kabar itu, Rudi langsung naik pitam.
Karena tidak menggunakan kamera digital, foto yang ditangkap oleh amatiran kurang bagus. Selain foto tersebut tidak jelas, muka mereka berdua pun kurang nampak. Meskipun sudah di perbesar secara maksimal. Jadi sulit menentukan apakah gadis yang bersama Toni itu Sari atau bukan.

Keesokan harinya, Rudi kembali menemui Sari. Rudi menanyakan sesuatu hal tentang Toni. dan Sari tetap bersikeras mengatakan bahwa Toni itu bukan siapa-siapanya, dia hanyalah sahabat biasa.

Hati Rudi hancur dibuatnya, terutama ketika melihat foto Toni dan Sari. Jadi selama ini Sari telah menipunya. Dia hanya menjadi boneka ketika Toni tidak bersamanya . Cuma sandaran sementara saja. Jadi memang benar Toni adalah kekasih lamanya seperti dugaan Rudi. Sakit hati Rudi terasa semakin dalam. Jantungnya seakan ditikam-tikam dengan pisau yang sangat tajam. Dia membenci Sari dan juga Toni.

Rudi selalu mengurungkan niatnya untuk memperlihatkan foto antara Toni dan Sari yang sedang bermesraan. Meskipun keliru, Rudi melakukan semua ini karena dia sayang Sari, baginya Sari merupakan belahan jiwanya, dan Rudi sangat sayang kepadanya.

Rudi berusaha membuka hatinya, Dia berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk meminta petunjuk dari Nya. “Tetapi, selama ini apakah aku salah? Aku belum memberitahu Toni, bahwa aku adalah pacarnya Sari. Aku hanya memperingatkannya tanpa memberitahu identitasku?” Ungkap Rudi dalam hati.
“Mudah-mudahan saja, Toni belum mengetahuinya dan segera menjauhi Sari.” Ungkap Rudi
Ketika Rudi berjalan menuju kantin sekolah, terdengar suara Sari memanggilnya.
“Emn.. Rud, ngobrol ke kantin yuk?” Kata Sari.
“Ayo.” Kata Rudi.
Rudi ingin sekali marah atas sikap Sari yang mempermainkan hati dan perasaannya. Namun, Rudi hanya membisu, dia bingung mau berkata apa. Cintanya pada Sari begitu dalam dan Rudi hanya pasrah jika terpaksa mendengar kabar putus hari ini.

Sampailah mereka di kantin sekolah.
“Ayo, Katakan saja Sari” Ujar Rudi.
“Rud, Aku tahu kamu benci sama aku.” Ucap Sari.
“Ehm.. baru sadar.” Kata Rudi.
“Kenapa? kamu pikir aku nggak tahu kamu berpacaran dengan Toni?” Ucap Rudi.
“Mengapa kamu ngomong seperti itu, Rud?” tanya Sari.
“Sekarang mengapa kamu khianati Rudi.” Ungkap Rudi.
“Rudi.. Rudi.. Rudi! Sari tak paham. Dia bukan kekasihku!” Jawab Sari.
“Bukan kekasih, tapi mengapa bermesraan seperti ini” Ucap Rudi sambil menunjukkan foto.
“Rud, ini kan fotonya Toni, tapi dengan siapa dia?” Tanya Sari.
“Lho malah balik tanya, Ini kamu sama Toni, Sar? Jawab Rudi.
“Bukan Rud.. itu bukan Sari!.. ” Ucap Sari.
“Yang benar saja kamu, inikan kamu, dan ini Toni?” Kata Rudi sambil memberikan fotonya kepada Sari.
“Beneran sayang... Ini bukan Sari.” Tawab Sari.
“Coba kulihat, Iya juga ya. Kamu kan enggak punya tompel dileher.” Tanya Rudi.
“Hmm.. dasar.” Ucap Sari.
“Hehe.. maafin hund ya sayang, ini Cuma salah paham?” Kata Rudi.
“Iya.” Ucap Sari.

Keesokan harinya, Rudi mengajak Sari untuk menemui Toni yang kebetulan masih bersama pacarnya di suatu rumah makan. Rudi meminta maaf kepada Toni dan Sari atas tindakannya selama ini yang kurang mengenakkan.
Mereka pun juga membahas masalahnya secara baik-baik. Dengan demikian, masalah dapat diselesaikan dengan bijak, tanpa ada pihak yang tersakiti dan dirugikan.

Hubungan antara Rudi dan Sari pun kembali berjalan lancar. Meskipun dalam hal berpacaran, cemburu merupakan bumbu-bumbu asmara. Tetapi, cemburu telah membuat Rudi mengerti akan arti sayang sesungguhnya.


Originally Created By: Ranggah Prawito Sugandi//X.7//23

Dewa19 _Cemburu

Ingin kubunuh pacarmu
saat dia cium bibir merahmu
di depan kedua mataku
hatiku terbakar jadinya....
cantik.... aku cemburu....

Ingin kubunuh pacarmu
saat dia peluk tubuh indahmu
di depan teman-temanku
makan hati jadinya...
cantik... aku cemburu....

Meskipun aku pacar rahasiamu
meskipun aku selalu yang kedua
tapi aku manusia yang mudah sakit hatinya

Mungkin memang nasibku
yang selalu menunggu
untuk jadi yang pertama
mungkin kukatakan kepadanya saja
bahwa aku juga milikmu
bahwa aku juga...u....u....u
bahwa aku juga kekasih hatimu....


Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Al-Hadist

0 comments:

Post a Comment

Silahkan Mengcopy, Asalkan tinggalkan komentar dan jangan lupa beri link sumbernya. Hargai saya dan teman teman saya yang telah susah payah membuat postingan ini :D

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Smansa-x7 - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger