affiliate marketing

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Google Translate Modified by Reshaaz.Afif.ElAzizy
Home » , » Sahabat Jadi Cinta

Sahabat Jadi Cinta


      Pada suatu pagi saat aku terbangun dan tiba-tiba handphoneku berbunyi. Aku mengambil HP tersebut dan lalu melihatnya. Ternyata Rifal temanku yang men telepon dia mengajakku untuk bermain futsal.“Ayo kita bermain futsal di tempat biaa kita main.” ajaknya padaku. “Sekarang fal?” tanyaku dengan sedikit mengantuk. “Nggak Besok! Ya sekarang lah!” jawabnya dengan kesal.“Sebentar iaa aku mandi dan siap-siap dulu. Kamu Tunggu ya, nanti aku dating ke rumah kamu!”, “Iya tapi cepat ya, ” pintanya.Setelah aku mandi dan siap-siap, aku pun berangkat menuju rumah rifal untuk menjemputnya. Ternyata dia sudah menunggu di depan rumahnya”lama banget si datangnya?”.”Ya maaf fal jalanan macet, kamu tau kan gimana Jakarta “.”Ya sudah kita berangkat ok, soalnya yang lain sudah menunggu” akhirnya kami berdua pun berangkat menuju lapangan futsal.“Wah dingin juga ya udara pagi ini.” kataku pada temanku. “Cuma begini aja dingin payah kamu.” jawabnya. Setelah sampai di lapangan ternyata teman- teman ku yang lain sudah menunggu.     

  Akhirnya kami pun memulai latihan futsalnya. karena banyaknya yang bermain, jadi terpaksa di berlakukan sistem bergantian, aku pun dapat giliran kedua untuk bermain. Sehingga aku menunggu sambil duduk di pinggir lapangan. “Yudha!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang gadis menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Dewi?” tanya dalam hati penuh keheranan. Dewi adalah teman satu SMA denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 1 tahun yang lalu. Bukan hanya itu Dewi juga pindah ke Surabaya ikut dengan orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Dewi kan?” tanyaku padanya. “Yupz!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Rifal. “Fal! Sini” panggilku pada Rifal yang sedang asyik bermain. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas. “Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?”tanyanya lagi, “Dewi!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Rial pun datang menghampiri aku dan Dewi. Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Dewi yang tiba-tiba menyapanya. “Dewi?” tanyanya sedikit kaget melihat Dewi yang sedikit berubah. “Kenapa kok tumben ke Jakarta? Kangen sama aku ya?” tanya Rifal pada Dewi. “Ye GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Dewi yang sudah berbeda dari 1 tahun lalu. “Bukan aku kesini temani kakakku main futsal setelah itu baru mau ngejenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen dong sama kita.” tanya Rifal sedikit lemas. “Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis.setelah selesai futsal akhirnya Dewi mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Dewi. Ketika kami sampai di rumah Dewi ada seorang anak laki-laki yang kira-kira masih berumur 4 tahun. “dew, ini siapa?” tanyaku kepadanya. “Kamu lupa ya ini kan kevin! Adikku.” jawabnya. “Oh iya aku lupa! Sekarang udah besar ya.”. “Dasar pikun!” ejek Rifal padaku. “Emangnya kamu inget tadi?” tanyaku pada Rifal. “Nggak sih!” jawabnya malu. “Ye sama aja!”. “Biarin aja!”. “Udah-udah jangan pada ribut terus.” Dewi keluar dari rumah membawa minuman. “Eh nanti sore kalian mau nganterin aku ke mall nggak?” tanyanya pada kami berdua. “Kalau aku jelas mau dong! Kalau Rifal tau!” jawabku tanpa pikir panjang. “Ye kalau buat Dewi aja langsung mau, tapi kalau aku yang ajak susah banget.” ejek Rifal padaku. “Maaf banget Dew, aku nggak bisa aku ada latihan nge-band.” jawabnya kepada Dewi. “Oh gitu ya! Ya udah no nanti kamu kerumahku jam 4 sore ya!” kata Dewi padaku. “Ok deh!” jawabku cepat.Saat yang aku tunggu-tunggu pun datang, setelah mengaca terrs sampai benar-benar rapi agar bikin Dewi terkesan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Dewi. Sampai dirumah Dewi aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Dewi pun keluar dan mempersilahkan aku masuk. “Eh Yudha sini masuk dulu! Dewinya baru siap-siap.” kata beliau ramah. “Iya tante!” jawabku sambil masuk kedalam rumah. Ibu Dewi tante Mona memang sudah kenal padaku karena aku memang sering main kerumah Dewi. “Dewi ini Yudha sudah dateng” panggil tante Mona kepada Dewi. “Iya ma sebentar lagi” teriak Dewi dari kamarnya. Setelah selesai siap-siap Dewi keluar dari kamar, aku terpesona melihatnya. “Udah siap ayo berangkat!” ajaknya padaku.Setelah pamit untuk pergi aku dan Dewi pun langsung berangkat. Dari tadi pandanganku tak pernah lepas dari Dewi. “Yudha kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus ada yang aneh?” tanyanya kepadaku. “Eh nggak apa-apa kok!” jawabku kaget.Kami pun sampai di tempat tujuan. Kami naik ke lantai atas untuk mencari barang-barang yang diperlukan Dewi. Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukanDew kami pun makan. Di sna kami ngobrol panjang lebar, setelah itu kami memutuskan untuk langsung pulang kerumah.

        Sampai dirumah Dewi aku disuruh mampir oleh tante Mona. “Ayo Yudha mampir dulu pasti capek kan?” ajak tante Mona padaku. “Ya tante.” jawabku pada tante Mona.Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin untuk pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam. “Kemana aja tadi sama Dewi?” tanya ibuku padaku. “Dari jalan-jalan!” jawabku sambil melanjutkan makan. Selesai makan aku langsung menuju kekamar untuk tidur. Tetapi aku terus memikirkan Dewi. Kayanya aku suka deh sama Dewi. “Nggak! Nggak boleh aku baru masuk kuliah, aku masih harus belajar.” bisikku dalam hati.Satu minggu berlalu, aku masih tetap kepikiran Dewi terus. Akhirnya sore harinya Dewi harus kembali ke Surabaya lagi. Aku dan Rifal datang kerumah Dewi. Akhirnya keluarga Dewi siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau aku suka pada Dewi.“Dewi aku suka kamu! Kamu mau nggak kamu jadi pacarku” kataku gugup.“Maaf Yudha aku nggak bisa kita masih harus kuliah!” jawabnya padaku. “Kita lebih baik Sahabatan kaya dulu lagi aja!”Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Dewi dan keluarganya berangkat ke Surabaya. Walaupun sedikit kecewa aku tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Dewi. Aku berharap persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.


 Originally Created By : Nabla Sofi Santosa//X.7//19


LIRIK LAGU:ZIGAS-SAHABAT JADI CINTA


Kuhantarkan bak di pelataran
Hati yang temaram
Matamu juga mata mataku
Ada hasrat yang mungkin terlarang

Satu kata yang sulit terucap
Hingga batinku tersiksa
Tuhan tolong aku jelaskanlah
Perasaanku berubah jadi cinta

Tak bisa hatiku merapikan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya

Kudapati diri makin tersesat
Saat kita bersama
Desah nafas yang tak bisa teruskan
Persahabatan berubah jadi cinta

Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapa tak kita coba persatukan
Mungkin cobaan untuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan

         
 
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Al-Hadist

0 comments:

Post a Comment

Silahkan Mengcopy, Asalkan tinggalkan komentar dan jangan lupa beri link sumbernya. Hargai saya dan teman teman saya yang telah susah payah membuat postingan ini :D

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Smansa-x7 - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger